BANYUWANGI – wartaglobal24jam.com |
Obrolan malam Jum’at kliwon bersama KH. Suyuti Thoha selaku pengasuh pesantren mansya’ul Huda setelah acara tahlilan rutinanan di makamnya waliyullah mbah yai mangil tegaldlimo,
Sedikit keterangan yang perlu dipahami bahwa makam waliyullah mbah yai mangil, yang lokasinya tidak jauh dari pesantren manya’ul huda, mbah yai mangil adalah sosok ulama Sepuh yang di kenal di kalangan ulama Sepuh dan masyarakat adalah waliyullah, mbah yai mangil tak lain adalah kakak kandungnya KH. Suyuti Thoha jadi masih ada hubungan bersaudara.
Di malam jum’at kliwon para santri dan beberapa anggota keluarga sehabis selesai ngaji tahlilan rutinan di makamnya mbah yai mangil tidak langsung istirahat, karena sudah terbiasa kalau malam jum’at sering berkumpul di ruang tamu walaupun hanya sekedar duduk santai sambil menikmati secakir kopi hitam dengan bergurau penuh canda tawa sambil mendengarkan cerita-cerita dari kyai sepuh yaitu KH. Suyuti Thoha selaku pengasuh ponpes mansya’ul Huda tegaldlimo yang penuh rasa keakraban, keharmonisan, rendah hati, rendah diri, dan penuh rasa kasih sayang.
Kamis/19/09/2024. Pukul 19.30 wib sampai tengah malam.
Dalam obrolan malam jum’at kliwon tersebut KH. Suyuti Thoha pengasuh pesantren mansya’ul Huda tegaldlimo menceritakan semua perjalananya mulai dari tahun 1993 sampai sekarang. Sejarah demi sejarah perjalanannya di ceritakan secara runtut dan detail tanpa ada yang terlupakan walaupun Kyai suyuti di usia yang sudah Sepuh tapi daya ingatnya masih kuat.
Dalam obrolan malam tersebut kyai suyuti Thoha menceritakan semua unek-uneknya di depan para santri dan anggota kelurga, unek-unek tersebut diungkapkan semuanya tanpa ada yang ketinggalan, semua perasaan bayang-bayang yang selalu mengahantui dipendam dalam hati selama 31 tahun dimulai dari tahun 1993, unek-unek yang ada dalam hati tersebut berkaitan demi keselamatan bangsa dan negara. Ungkap Kyai suyuti,
Alhamdulillah.. Senua ini atas kehendaknya ALLAH. SWT. Kemarin pada hari rabu, 18/09/2024 Semua unek-unek yang selalu menghantui dalam angan angan sudah saya ungkapkan dengan beberapa tokoh tokoh, jadi hati saya saat ini sudah merasakan plong atau sudah lepas dari beban pikiran yang terpendam, ibaratnya sudah tidak ada beban lagi dihati saya yang di rahasiakan.
Kaitan dengan unek-unek Ini semua merupakan puji syukur atas semua kenikmatan yang sudah diberikan oleh ALLAH, SWT. Ucap yai Suyuti di depan awak media.
Kyai suyuti menambahkan lagi, nah untuk saat ini masih ada keinginan bersilaturahmi ketemu ketua umum MP3I” KH. Moh. Zaim Ahmad ma’soem dari kota Lasem rembang Jateng dalam waktu secepatnya dengan kepentingan yang berkaitan organisai MP3I. Kata Kyai suyuti.
Di waktu yang berbeda KH. Moh. Zaim Ahmad ma’soem pengasuh pesantren kauman Lasem rembang Jateng saat di hubungi awak media melalui sambungan seluler guna menyampaikan amanat dari Kyai Suyuti Thoha,
Alhasil Kyai zaim langsung respon cepat dengan perasaan senang hati dengan pintu terbuka kalau Kyai Suyuti akan bersilaturahmi di pesanteren kauman kota Lasem guna meperkuat u’kuwah watoniah.
Kyai zaim menitipkan pada awak medua, salam pertama sembah sungkem dateng kulo, saya sangat senang dan salut dengan Kyai Suyuti, seorang ulama Sepuh yang sangat tegas,
” Kulo Saestu remen dateng kyai Suyuti nak ngendikan sangat tegas, niku seng dadosaken keremenane kulo, ucap Kyai zaim dalam bahasa Jawa kromo inggil.
Masih Lanjud Kyai zaim’ kalau bisa bersilaturahmi di tanggal 30/09 – 02/10 ada waktu longgar karena di tanggal tersebut tidak ada agenda keluar kota jadi bisa bersantai, istilahnya full stanbay di rumah” Terangnya.
Selanjutnya kyai suyuti juga pingin ketemu pak muji, pak guntur, pak Huda kalau bisa sekalian bu ipuk karena ini semua demi kebaikan bersama.
Dari pantuan awak media Tanpa disangka-sangka, kebetulan salah satu dari ke-empat nama tersebut telfon kyai Suyuti jadi keinginan kyai suyuti tersebut juga langsung di ceritakan agar disampaikan oleh beliau-beliaunya.
Bersambung….
(Jatno/Bgn)