Banyuwangi – wartaglobal24jam.com | Tragedi keonaran di lingkungan RT 04 Perum Sobo Indah Permai Banyuwangi, Senin (16/9) malam, yang dipicu oleh ulah pria berinisial AWS oknum pengurus HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Banyuwangi dalam keadaan mabuk. Akan tetapi secara masif dan diunggah di pelbagai media online, justru dipelintir seolah-olah oknum tersebut menjadi “korban penganiayaan” seraya menuding NPI seorang purnawirawan AL sebagai penganiaya. Permasalahannya pun berlanjut ke ranah hukum karena AWS melaporkan Polsekta Banyuwangi, (17/9).
Menurut Kuasa Hukum Terlapor, Denny Sun’anudin mengungkapkan bahwa oknum pengurus HMI berinisial AWS tersebut saat datang ke lokasi sekira pukul 19.00 an dalam keadaan mabuk dengan menebar aroma alkohol menyengat. Adapun alasan kemarahannya hanya gara-gara ada parkir mobil di depan rumah yang dijadikan markasnya HMI.
“Sesuai hasil investigasi di lapangan dan keterangan dari beberapa warga yang menyaksikan kejadian, AWS ini marah-marah ngoceh tak karuan sembari menuding-nuding warga yang berusaha menyadarkan. Karena AWS mabuk terus berulah tak terkendali akhirnya salah satu warga menghubungi seksi keamanan lingkungan, dalam hal ini klien saya,” tandas Denny berusaha mereplay latar belakang peristiwanya.
Saat datang ke lokasi, lanjut Denny, kliennya menyadarkan AWS dan memintanya segera pergi. Akan tetapi AWS justru marah-marah dan menuding-nuding muka kliennya. Meskipun sudah mundur beberapa langkah namun AWS tetap mengejar seraya menuding-nuding tanpa henti. Maka kliennya pun berusaha membela diri dengan cara menepis tudingan-tudingan tangan AWS tersebut.
“Saat AWS menuding-nuding dan hampir mengenai muka klien saya, maka secara reflektif menipisnya berulang kali. Diajak ngomong baik-baik oleh klien saya tapi AWS malah menjawabnya dengan sengak dan tak sopan,” urai Denny seraya menggeleng-gelengkan kepala menyayangkan sikap AWS yang gak memiliki tata krama itu.
Setelah meninggalkan tempat kejadian, AWS melapor ke Polresta Banyuwangi tetapi ditolak. Alasan penolakan karena AWS masih dalam keadaan mabuk dan aroma alkohol yang masih menyengat dan bicaranya ngelantur gak jelas. Akhirnya tengah malam AWS melapor ke Polsekta Banyuwangi.
“Nah di antara rentang waktu setelah laporan di Polresta ditolak yang lanjut melapor ke Polsekta Banyuwangi itulah ada hal-hal yang ganjil. Jika saat di Polresta wajah AWS mulus tanpa luka, namun saat melapor ke Polsekta Banyuwangi wajahnya sudah penuh luka dan lebam. Tapi AWS mungkin tak menyangka jika kami sudah memiliki bukti dan saksi-saksi terkait penyebab luka di wajahnya itu,“ tukas pria yang hobi Petualangan Uji Nyali itu.
Diakuinya, sebelum perkara ini meruncing ia pernah berkomunikasi via Handphone (HP) dengan AWS. Pihaknya memberi ruang untuk bermediasi dan ia sanggup memfasilitasinya. Tetapi AWS belum selesai memberikan jawaban HP-nya tiba-tiba diambil alih oleh temannya berinisial MD. Dan MD inilah yang berperan aktif sekaligus yang mendatangi beberapa warga dan kliennya.
“Saat berkomunikasi dengan AWS pada Selasa, 17 September 2024 sore, saya menegaskan jangan bangga menjadi pelapor. Karena jika tidak cukup bukti dan saksi maka akan terbalik menjadi terlapor. Dan faktanya dalam pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan AWS adalah saksi-saksi kami dari warga lingkungan. Ironisnya tanpa melakukan cheks and balance ada pihak-pihak yang numpang dan mengancam akan demo. Jangan kaget jika alibi laporannya AWS akan terbantahkan dan termentahkan secara menyedihkan,” pungkasnya. (Ren)